Gambar oleh : Idub Nganthiwani |
"Meskipun memang menggairahkan untuk merasakan nikmatnya 'organisasi horisontal' dari massa demonstran dengan semangat solidaritas egalitarian dan perdebatan terbuka, kita juga perlu ingat apa yang pernah ditulis Gilbert K. Chesterton: "Kalau cuma sekedar berpikiran terbuka, itu tidak berarti apa-apa; tujuan dari kita membuka pikiran, seperti halnya dengan membuka mulut, adalah untuk menutupnya, dengan sebuah hal yang kongkret". Ini juga berlaku dalam hal sikap politik di masa yang penuh ketidakpastian: perdebatan terbuka akan berhadapan dengan tidak hanya sebuah 'penanda master yang baru, tapi juga jawaban konkret atas pertanyaan klasik Leninis, "Lantas, apa yang harus dilakukan?"
dan
"Seni 'politik'-nya disini agar kita juga tetap ngotot dengan tuntutan populis yang, meskipun sangat 'realis', juga menggoyang inti dari ideologi dominan; dengan kata lain, tuntutan yang, meskipun memang layak dan absah, pada saat bersamaan juga [dianggap] mustahil (contohnya adalah tuntutan atas jaminan kesehatan universal di AS). Seusai gerakan protes duduki Wall Street, pastinya kita harus memobilisasi rakyat untuk melakukan tuntutan semacam itu - namun, yang tidak kalah pentingnya adalah dalam waktu yang bersamaan untuk tetap menjaga jarak dari ranah negoisasi dan tuntutan 'realis'
Duduki Dulu Tuntutan Bisa Menyusul -Slavoj Žižek-
By Sari Putri in Occupy Indonesia
Duduki Dulu Tuntutan Bisa Menyusul -Slavoj Žižek-
Di Terjemahkan oleh: Ami Nasution
Apa yang harus dilakukan setelah protest di Wall Street dimulai - yang sudah sampai kepuncaknya dan berkelanjutan, sampai kini, semakin kuat dan bergulir ke seluruh dunia? Salah satu bahaya besar yang dihadapi para demonstran adalah bahwa mereka akan jatuh cinta pada dirinya sendiri.
Dalam gema San Francisco pendudukan Wall Street minggu ini, seorang pria yang berdemo mengajak dan mengundang kerumunan pengunjung untuk berpartisipasi sebagai demonstran dalam gaya hippy dari tahun 60-an. Dia menjelaskan : "Mereka (pengunjung) menanyakan program. Kami tidak memiliki Program. Kami di sini untuk bersenang-senang. "
Kesempatan kumpul bareng muncul, tetapi tujuan yang sejatinya harus diingat – apa hasilnya dimasa depan nanti - bagaimana kehidupan normal sehari-hari kita akan berubah. Para pengunjuk rasa harus jatuh cinta pada kerja keras dan sabar - mereka adalah awal, bukan hasil akhir.
Pesan dasar adalah: “yang terlarang” (tabu) telah dibongkar, kehidupan sedunia kini dalam kondisi terburuk, sehingga selayaknya, bahkan wajib, untuk berpikir tentang alternatif.
Dalam Hegel triad, aliran kiri didunia Barat telah menjalani seluruh lingkaran : setelah meninggalkan apa yang disebut "esensialisme perjuangan kelas" untuk pluralitas, perjuangan anti-rasis, feminis, dan lainnya, kapitalisme sekarang muncul sebagai nama dari sumber masalah.
Jadi pelajaran pertama yang harus diambil adalah: jangan menyalahkan orang dan sikap mereka.Masalahnya bukan korupsi atau keserakahan, masalahnya adalah sistem yang mendorong Anda untuk menjadi korup. Solusinya adalah tidak "Main Street, bukan Wall Street", namun untuk mengubah sistem dimana Main Street tidak dapat berfungsi tanpa Wall Street,
Ada jalan panjang di depan, dan segera kita harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar sulit - bukan pertanyaan tentang apa yang tidak kita inginkan, tapi tentang apa yang kita inginkan. Apa organisasi sosial dapat menggantikan kapitalisme yang ada? Apa jenis pemimpin baru yang kita butuhkan? Apa organ-organ, termasuk kontrol dan represi? Abad ke-20 alternatif jelas tidak berhasil.
Sementara itu memang mendebarkan dan bergairah menikmati kesenangan "organisasi horisontal" protes orang banyak dengan solidaritas egaliter dan terbuka perdebatan bebas, namun kita juga harus ingat apa yang pernah dikatakan GK Chesterton : "Hanya memiliki pikiran yang terbuka tidak ada artinya; obyek membuka pikiran, sebagaimana juga membuka mulut, adalah untuk menutupnya kembali pada sesuatu yang kokoh. "
Ini berlaku juga bagi politik di masa ketidakpastian ini : perdebatan terbuka nanti bukan saja harus memberikan wacana wacana yang luar biasa, tetapi juga harus dapat menjawab dengan konkret untuk pertanyaan Leninis lama, "Apa yang harus dilakukan?"
Serangan konservatif mudah untuk dijawab. Apakah protes un-Amerika? Ketika fundamentalis konservatif mengklaim bahwa Amerika adalah negara Kristen, kita harus ingat apa yang dimaksud dengan Kristen itu: yaitu Roh Kudus, komunitas egaliter bebas yang dipersatukan oleh cinta. Demonstran yang adalah Roh Kudus, sedangkan para kaum dari Wall Street adalah penyembah berhala-berhala palsu ( ketamakan ).
Apakah pengunjuk rasa brutal? Benar, bahasa yang mereka pakai memang bernada keras dan kasar (duduki, dan sebagainya), tetapi kekerasan ini hanya kekerasan dalam arti gaya Mahatma Gandhi. Kalimat kerasan ini muncul karena mereka ingin menghentikan sesuatu – dan apalah arti kekerasan ini dibandingkan dengan kekerasan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kelancaran fungsi sistem kapitalisme global?
Mereka disebut pecundang – tetapi pecundang sejati itu adanya di Wall Street, yang menerima dana talangan besar-besarankan?
Mereka disebut kaum sosialis - tetapi di AS, sudah berjalan sosialisme untuk orang kaya.
Mereka dituduh tidak menghormati kepemilikan pribadi - tetapi Wall Street spekulasi yang menyebabkan crash tahun 2008 dan di bail out adalah tak terhingga, tak akan pernah sebanding andaikan para pengunjuk rasa itu harus menghancurkan rumah rumah pribadi itu siang dan malam – dimana crash waktu itu mengakibatkan ribuan kepemilikan rumah terpaksa disita.
Mereka tidak komunis, jika komunisme berarti sistem ini patut runtuh pada tahun 1990 - dan ingat bahwa komunis yang masih berkuasa saat ini menjalankan kapitalisme yang paling kejam. Keberhasilan komunis China yang dikelola dengan kapitalisme adalah sebuah tanda sial bahwa pernikahan antara kapitalisme dan demokrasi mendekati perceraian.
Ciri dimana para pengunjuk rasa seolah olah komunis adalah bahwa mereka peduli akan kesejahteraan bersama, peduli kepada alam, dan ilmu pengetahuan - yang terancam oleh sistem.
Mereka dianggap sebagai pemimpi, tetapi pemimpi sejati adalah mereka yang berpikir bahwa keadaan sekarang ini bisa berlanjut tanpa batas dengan mengikuti cara mereka, hanya dengan beberapa perubahan kosmetik.
Mereka tidak pemimpi, mereka terbangun dari mimpi yang berubah menjadi mimpi buruk. Mereka tidak menghancurkan apa pun, tetapi bereaksi terhadap bagaimana sistem secara bertahap menghancurkan dirinya sendiri.
Kita semua tahu adegan klasik dari kartun: kucing mencapai jurang tetapi terus berjalan, ia mulai jatuh hanya ketika ia melihat ke bawah melihat ada jurang. Para pengunjuk rasa hanya mengingatkan mereka yang berkuasa untuk melihat ke bawah.
Ini adalah bagian yang mudah. Para pengunjuk rasa harus berhati-hati tidak hanya terhadap musuh, tetapi juga teman-teman palsu yang berpura-pura mendukung mereka tetapi sudah bekerja keras untuk mencairkan protes.
Dengan cara yang sama kita mendapatkan kopi tanpa kafein, bir tanpa alkohol, es krim tanpa lemak, mereka yang berkuasa akan mencoba untuk membuat protes menjadi isyarat moralistik berbahaya.
Dalam tinju, gerakan clinching artinya memegang tubuh lawan dengan satu atau kedua lengan dalam rangka untuk mencegah atau menghalangi pukulan.
Reaksi Bill Clinton terhadap protes Wall Street adalah kasus sempurna clinching politik. Clinton berpikir bahwa aksi protes "pada jalur kondisi keseimbangan ... suatu hal yang positif", tapi dia khawatir tentang nebulousness penyebabnya: "Mereka perlu menjelaskan sesuatu dengan spesifik, dan bukan hanya terhadap sesuatu yang tidak jelas, karena jika Anda hanya terhadap sesuatu yang tidak jelas, seseorang lain akan mengisi kekosongan yang Anda buat, "katanya. Clinton menyarankan para pengunjuk rasa mendapatkan pekerjaan di balik rencana Presiden Obama, yang klaim akan menciptakan "beberapa juta pekerjaan pada satu setengah tahun kedepan"
Apa yang harus dipertahankan adalah untuk tidak memobilisasi energy protest untuk serta merta menuntut berbagai tuntuntan. Ya protest memberikan rasa kekosongan dibidang ideology hegemonic. Dan waktu harus diisi dengan hal hal produktif. Kekosongan ini diperlukan sampai pada waktu yang tepat, karena ini ibarat kekosongan vacuum ideoloty hegemonic , perlu waktu dan pada waktunya akan menjadi sebuah pembuka untuk benar-benar baru.
Alasan pengunjuk rasa muncul adalah bahwa mereka jenuh dengan program daur ulang kaleng Coke, memberikan beberapa dolar untuk amal, atau membeli cappuccino di mana 1% harga beli akan diberikan untuk membantu masalah dunia. Mereka merasa sudah cukup lah berbuat baik terus menerus.
Setelah bekerja secara outsourcing dan penyiksaan, setelah lembaga pernikahanpun mencarikan kencan dengan cara out sourcing, dan dalam memberikan amanah politikpun mereka seakan akan dengan cara outsourcing kini mereka ingin memiliki kehidupannya kembali lagi.
Seni politik adalah juga untuk bersikeras pada permintaan tertentu yang, walaupun secara menyeluruh "realistik", akan mengganggu inti dari ideologi hegemonik: yaitu walaupun pasti layak dan sah, adalah de facto tidak memungkin (kesehatan universal di Amerika Serikat kasus seperti itu).
Sebagai buntut dari protes Wall Street, kita pasti harus memobilisasi orang untuk membuat tuntutan tersebut - namun, hal yang tidak kalah penting untuk secara bersamaan tetap dikurangkan dari bidang pragmatis negosiasi dan memilih "realis" proposal.
Apa yang harus selalu diingat adalah bahwa setiap debat di sini dan sekarang tentu masih menjadi perdebatan di wilayah musuh, waktu dibutuhkan untuk menyebarkan konten baru. Semua yang kita katakan sekarang dapat diambil dari kita - semuanya kecuali ketidak acuhan dan berdiam diri. Perbuatan ini adalah penolakan dialog, merupakan sikap clinching, adalah "teror" kita, mengancam pergerakan ini
sumber:
http://apps.facebook.com/theguardian/commentisfree/2011/oct/26/occupy-protesters-bill-clinton
Di Terjemahkan oleh: Ami Nasution
Apa yang harus dilakukan setelah protest di Wall Street dimulai - yang sudah sampai kepuncaknya dan berkelanjutan, sampai kini, semakin kuat dan bergulir ke seluruh dunia? Salah satu bahaya besar yang dihadapi para demonstran adalah bahwa mereka akan jatuh cinta pada dirinya sendiri.
Dalam gema San Francisco pendudukan Wall Street minggu ini, seorang pria yang berdemo mengajak dan mengundang kerumunan pengunjung untuk berpartisipasi sebagai demonstran dalam gaya hippy dari tahun 60-an. Dia menjelaskan : "Mereka (pengunjung) menanyakan program. Kami tidak memiliki Program. Kami di sini untuk bersenang-senang. "
Kesempatan kumpul bareng muncul, tetapi tujuan yang sejatinya harus diingat – apa hasilnya dimasa depan nanti - bagaimana kehidupan normal sehari-hari kita akan berubah. Para pengunjuk rasa harus jatuh cinta pada kerja keras dan sabar - mereka adalah awal, bukan hasil akhir.
Pesan dasar adalah: “yang terlarang” (tabu) telah dibongkar, kehidupan sedunia kini dalam kondisi terburuk, sehingga selayaknya, bahkan wajib, untuk berpikir tentang alternatif.
Dalam Hegel triad, aliran kiri didunia Barat telah menjalani seluruh lingkaran : setelah meninggalkan apa yang disebut "esensialisme perjuangan kelas" untuk pluralitas, perjuangan anti-rasis, feminis, dan lainnya, kapitalisme sekarang muncul sebagai nama dari sumber masalah.
Jadi pelajaran pertama yang harus diambil adalah: jangan menyalahkan orang dan sikap mereka.Masalahnya bukan korupsi atau keserakahan, masalahnya adalah sistem yang mendorong Anda untuk menjadi korup. Solusinya adalah tidak "Main Street, bukan Wall Street", namun untuk mengubah sistem dimana Main Street tidak dapat berfungsi tanpa Wall Street,
Ada jalan panjang di depan, dan segera kita harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar sulit - bukan pertanyaan tentang apa yang tidak kita inginkan, tapi tentang apa yang kita inginkan. Apa organisasi sosial dapat menggantikan kapitalisme yang ada? Apa jenis pemimpin baru yang kita butuhkan? Apa organ-organ, termasuk kontrol dan represi? Abad ke-20 alternatif jelas tidak berhasil.
Sementara itu memang mendebarkan dan bergairah menikmati kesenangan "organisasi horisontal" protes orang banyak dengan solidaritas egaliter dan terbuka perdebatan bebas, namun kita juga harus ingat apa yang pernah dikatakan GK Chesterton : "Hanya memiliki pikiran yang terbuka tidak ada artinya; obyek membuka pikiran, sebagaimana juga membuka mulut, adalah untuk menutupnya kembali pada sesuatu yang kokoh. "
Ini berlaku juga bagi politik di masa ketidakpastian ini : perdebatan terbuka nanti bukan saja harus memberikan wacana wacana yang luar biasa, tetapi juga harus dapat menjawab dengan konkret untuk pertanyaan Leninis lama, "Apa yang harus dilakukan?"
Serangan konservatif mudah untuk dijawab. Apakah protes un-Amerika? Ketika fundamentalis konservatif mengklaim bahwa Amerika adalah negara Kristen, kita harus ingat apa yang dimaksud dengan Kristen itu: yaitu Roh Kudus, komunitas egaliter bebas yang dipersatukan oleh cinta. Demonstran yang adalah Roh Kudus, sedangkan para kaum dari Wall Street adalah penyembah berhala-berhala palsu ( ketamakan ).
Apakah pengunjuk rasa brutal? Benar, bahasa yang mereka pakai memang bernada keras dan kasar (duduki, dan sebagainya), tetapi kekerasan ini hanya kekerasan dalam arti gaya Mahatma Gandhi. Kalimat kerasan ini muncul karena mereka ingin menghentikan sesuatu – dan apalah arti kekerasan ini dibandingkan dengan kekerasan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kelancaran fungsi sistem kapitalisme global?
Mereka disebut pecundang – tetapi pecundang sejati itu adanya di Wall Street, yang menerima dana talangan besar-besarankan?
Mereka disebut kaum sosialis - tetapi di AS, sudah berjalan sosialisme untuk orang kaya.
Mereka dituduh tidak menghormati kepemilikan pribadi - tetapi Wall Street spekulasi yang menyebabkan crash tahun 2008 dan di bail out adalah tak terhingga, tak akan pernah sebanding andaikan para pengunjuk rasa itu harus menghancurkan rumah rumah pribadi itu siang dan malam – dimana crash waktu itu mengakibatkan ribuan kepemilikan rumah terpaksa disita.
Mereka tidak komunis, jika komunisme berarti sistem ini patut runtuh pada tahun 1990 - dan ingat bahwa komunis yang masih berkuasa saat ini menjalankan kapitalisme yang paling kejam. Keberhasilan komunis China yang dikelola dengan kapitalisme adalah sebuah tanda sial bahwa pernikahan antara kapitalisme dan demokrasi mendekati perceraian.
Ciri dimana para pengunjuk rasa seolah olah komunis adalah bahwa mereka peduli akan kesejahteraan bersama, peduli kepada alam, dan ilmu pengetahuan - yang terancam oleh sistem.
Mereka dianggap sebagai pemimpi, tetapi pemimpi sejati adalah mereka yang berpikir bahwa keadaan sekarang ini bisa berlanjut tanpa batas dengan mengikuti cara mereka, hanya dengan beberapa perubahan kosmetik.
Mereka tidak pemimpi, mereka terbangun dari mimpi yang berubah menjadi mimpi buruk. Mereka tidak menghancurkan apa pun, tetapi bereaksi terhadap bagaimana sistem secara bertahap menghancurkan dirinya sendiri.
Kita semua tahu adegan klasik dari kartun: kucing mencapai jurang tetapi terus berjalan, ia mulai jatuh hanya ketika ia melihat ke bawah melihat ada jurang. Para pengunjuk rasa hanya mengingatkan mereka yang berkuasa untuk melihat ke bawah.
Ini adalah bagian yang mudah. Para pengunjuk rasa harus berhati-hati tidak hanya terhadap musuh, tetapi juga teman-teman palsu yang berpura-pura mendukung mereka tetapi sudah bekerja keras untuk mencairkan protes.
Dengan cara yang sama kita mendapatkan kopi tanpa kafein, bir tanpa alkohol, es krim tanpa lemak, mereka yang berkuasa akan mencoba untuk membuat protes menjadi isyarat moralistik berbahaya.
Dalam tinju, gerakan clinching artinya memegang tubuh lawan dengan satu atau kedua lengan dalam rangka untuk mencegah atau menghalangi pukulan.
Reaksi Bill Clinton terhadap protes Wall Street adalah kasus sempurna clinching politik. Clinton berpikir bahwa aksi protes "pada jalur kondisi keseimbangan ... suatu hal yang positif", tapi dia khawatir tentang nebulousness penyebabnya: "Mereka perlu menjelaskan sesuatu dengan spesifik, dan bukan hanya terhadap sesuatu yang tidak jelas, karena jika Anda hanya terhadap sesuatu yang tidak jelas, seseorang lain akan mengisi kekosongan yang Anda buat, "katanya. Clinton menyarankan para pengunjuk rasa mendapatkan pekerjaan di balik rencana Presiden Obama, yang klaim akan menciptakan "beberapa juta pekerjaan pada satu setengah tahun kedepan"
Apa yang harus dipertahankan adalah untuk tidak memobilisasi energy protest untuk serta merta menuntut berbagai tuntuntan. Ya protest memberikan rasa kekosongan dibidang ideology hegemonic. Dan waktu harus diisi dengan hal hal produktif. Kekosongan ini diperlukan sampai pada waktu yang tepat, karena ini ibarat kekosongan vacuum ideoloty hegemonic , perlu waktu dan pada waktunya akan menjadi sebuah pembuka untuk benar-benar baru.
Alasan pengunjuk rasa muncul adalah bahwa mereka jenuh dengan program daur ulang kaleng Coke, memberikan beberapa dolar untuk amal, atau membeli cappuccino di mana 1% harga beli akan diberikan untuk membantu masalah dunia. Mereka merasa sudah cukup lah berbuat baik terus menerus.
Setelah bekerja secara outsourcing dan penyiksaan, setelah lembaga pernikahanpun mencarikan kencan dengan cara out sourcing, dan dalam memberikan amanah politikpun mereka seakan akan dengan cara outsourcing kini mereka ingin memiliki kehidupannya kembali lagi.
Seni politik adalah juga untuk bersikeras pada permintaan tertentu yang, walaupun secara menyeluruh "realistik", akan mengganggu inti dari ideologi hegemonik: yaitu walaupun pasti layak dan sah, adalah de facto tidak memungkin (kesehatan universal di Amerika Serikat kasus seperti itu).
Sebagai buntut dari protes Wall Street, kita pasti harus memobilisasi orang untuk membuat tuntutan tersebut - namun, hal yang tidak kalah penting untuk secara bersamaan tetap dikurangkan dari bidang pragmatis negosiasi dan memilih "realis" proposal.
Apa yang harus selalu diingat adalah bahwa setiap debat di sini dan sekarang tentu masih menjadi perdebatan di wilayah musuh, waktu dibutuhkan untuk menyebarkan konten baru. Semua yang kita katakan sekarang dapat diambil dari kita - semuanya kecuali ketidak acuhan dan berdiam diri. Perbuatan ini adalah penolakan dialog, merupakan sikap clinching, adalah "teror" kita, mengancam pergerakan ini
sumber:
http://apps.facebook.com/theguardian/commentisfree/2011/oct/26/occupy-protesters-bill-clinton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar