Senin, 03 Oktober 2011

Enjoy! Zizekmu


Pic. Cover film dokumenter Zizek!
Alkisah, seorang mahasiswa, sebut saja Imron, terdampar di sebuah pulau terpencil, hanya berdua dengan Angelina Jolie Tanpa berpanjang cerita, mereka pun bercinta. Setelah selesai, Jolie bertanya kepada Imron.  “Gimana, puas?” Jawab Imron, “Ya puas sih, tapi masih ada yang kurang. Bisa gak sekarang mbak Jolie ganti pake celana, kemeja, topi dan kumis palsu, biar penampilan sampeyan mirip sahabatku, Sabar?” 
Melihat tampang kaget Jolie mendengar permintaan itu, dan khawatir Jolie berpikir yang enggak-enggak akan permintaannya, karena jangan-jangan dia dikiranya homo atau ada kelainan lain, Imron segera menambahi, “Jangan khawatir, nanti mbak Jolie akan paham maksud saya, gak yang aneh-aneh kok.” 
Meskipun ragu-ragu, Jolie menuruti permintaan Imron dan berdandan seperti yang diminta agar mirip dengan sahabatnya, Sabar. Setelah itu, Imron menyulut sebatang rokok, duduk disamping Jolie, sembari mengepulkan asap rokok, dan dengan nada jumawa, berkata kepada Jolie yang berdandan ala Sabar,
“Bar, tahu ndak, aku barusan kelon ama Angelina Jolie!”
***


Guyonan di atas adalah adaptasi dari guyonan (ya, memang Zizek juga menceritakannya dan menyebutnya persis dengan istilah dan makna itu, guyonan) yang ditulis Zizek di bukunya, The Plaque of Fantasies (1997), guna menjelaskan tentang dua dimensi dari jouissance, aspek kepuasan dari hasrat setiap manusia (dan aslinya Zizek memakai contoh Cindy Crawford. Hehehe, dasar jadul banget kan…tapi dipikir-pikir, contoh Angelina Jolie yang tak pake, hari ini juga sudah masuk kategori jadul juga kali ya hehehe, mungkin sekarang Megan Fox atau siapa aja deh, pokoknya cewek yang paling hot). 
Menurut Jacques Lacan, yang dijelaskan dengan jelentreh oleh Zizek, pengalaman jouissance di satu sisi selalu berada di ranah privat, sebuah kenikmatan yang cenderung dirahasiakan dari orang lain, dan disisi lain, juga menuntut akan hadirnya pengakuan dari the other, liyan agar kepuasan itu menjadi lengkap dialami oleh pelaku sebagai subyek. Awalnya kukira dorongan semacam ini adalah sekedar sifat narsis yang ada pada manusia, dorongan untuk selalu menceritakan dan berbagi pengalaman yang menyenangkan (maupun seringkali gak penting banget) dengan orang lain (yang hari ini dengan adanya social media macam facebook atau twitter semakin menjadi-jadi. Rasanya kita tidak bisa tenang kalau sebentar-sebentar tidak up-date status, “ya ampun, aku baru dikerlingi tukang sayur,” “lagi galau nih [galau ndasmu] ,” bla…bla…bla). 
Tapi ternyata, dorongan ini, setidaknya menurut Zizek, adalah hal yang inheren pada hasrat setiap manusia. Inilah yang menjelaskan kenapa pasangan selingkuh atau anak-anak ABG, meski sadar tengah melakukan hubungan badan yang 'terlarang', tapi lantas terdorong mengabadikannya menjadi video esek-esek 3gp. Walaupun mereka tahu benar akan aktivitas saru yang mereka lakukan, tapi mereka juga tidak bisa menahan diri untuk tidak 'membaginya' dengan liyan, tatapan [gaze] yang diwakili oleh mata kamera, yang dengan berkembangnya teknologi internet, kerap berubah menjadi tatapan orang sekampung, atau orang sejagat.
***
Maksud dari kenapa aku make kutipan diatas adalah karena aku sedang merasakan hal yang persis seperti dialami oleh si Imron dari guyonan di atas, aku butuh liyan, anda, kalian, para pembaca blog ini, biar tahu jouissance yang baru aku alami, yaitu nikmatnya ngaji Zizek. Sudah genap setahun aku membaca Zizek, yang awalnya dimulai sebagai perjumpaan yang tidak disengaja karena niat untuk belajar pemikir kontemporer, dan oleh sahabatku, Paring, aku dikenalkan dengan nama Slavoj Zizek, hari ini aku mendapati diri begitu menikmati membaca Zizek, layaknya fans bola atau groupies Boyband
Dengan berkah teknologi internet, dan sedikit modus kriminal kecil-kecilan (tapi untuk tujuan yang mulia kan gak apa-apa), dalam bentuk mengunduh materi ebook tanpa hak-cipta, aku udah ngumpulin hampir semua karya Zizek, mulai buku karyanya sendiri, karya keroyokan dengan pemikir lain, buku yang disunting oleh Zizek, artikel di jurnal maupun media, buku tentang Zizek, film yang dia bintangi dan tentang dirinya, hingga jurnal khusus yang diterbitkan untuk membahas tema-tema yang terkait dengan Zizek (dan penghargaan semacam ini termasuk langka bagi seorang pemikir yang masih hidup, dimana sebuah jurnal didedikasikan untuk seorang pemikir). 
Dan dari pergulatan (yang mungkin hanya secuil terhadap corpus Zizek) ini, saya mendapati diri merasakan semacam jouissance yang begitu nyeleneh, yang mencerahkan sekaligus saru, dan yang membuatku untuk pertama kalinya merasa wajar dan absah untuk merasa menjadi tidak begitu misantropis, sehingga jadinya ingin berbagi dengan anda, pembaca.
***
Dan bagian dari pemulihan diriku sendiri dari penyakit prokrastinasi yang kayaknya sudah akut bener, aku juga mau berniat membuat janji untuk setidaknya sekali dalam seminggu akan menulis sesuatu tentang Zizek di blog ini, baik itu tulisan sendiri, nerjemahin (bagian) tulisan Zizek maupun karya orang lain tentang Zizek. 
Tapi aku juga minta tolong, kalau penyakit suka malas-malasan dan menunda-nunda ini mulai kambuh lagi, tolong diingetin, baik diteriakin disini, atau kalo sempat anda ke Malang, dan ini bentuk cara ngingetin favoritku, timpukin pake sebungkus rokok Surya 12 (biar kayak Srimulat jaman dulu, hehehe), biar hidupku jadi berasa gak nyaman karena sedang berhutang tulisan kepada anda, oke?
So, buckle up, this is going to be a bumpy (and lefty) ride… and, Enjoy! Zizekmu... (Pay)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar